1. |
Mengenai Sebuah Rasa
04:00
|
|||
Mengenai sebuah rasa
Penat tak mampu bersuara.
Nelangsa dengan penaku
Kertas menyerap tangisku.
Wahai sang penikmat luka
Terpaku bersama pilu
Tak kuasa lalui malam
Tertusuk dinginnya embun
Seringkali waktu sesukanya
Menciptakan tempat asing.
Seperti percakapan
Antara aku dan malam.
Wahai sang penikmat luka
Terpaku bersama pilu
Tak kuasa lalui malam
Tertusuk dinginnya embun
Setelah semua berlalu, kau masih didalam sajak-sajakku.
|
||||
2. |
||||
Telah lama hati berjarak
Hangat kah kau disudut kota sana?
Hari yang lelah, malam yang pekat
Aku menunggu
Tak jua ada jawabnya.
Hujan kembali dikotaku
Melayang raga kembali ke dulu.
Takkan berarti badai denganmu
Lalui malam
Tak akan ku takut kembali.
Sudahi yang lalu lalu
(Bukan tak ada yang lainnya)
Biarlah yang lalu lalu
(Engkau bukan satu-satunya)
Sejiwa hanya padamu.
Hujan kembali dikotaku
Melayang raga kembali ke dulu.
Takkan berarti badai denganmu
Lalui malam
Tak akan ku takut kembali.
Sudahi yang lalu lalu
(Bukan tak ada yang lainnya)
Biarlah yang lalu lalu
(Engkau bukan satu-satunya)
Jangan lagi..
Jangan lagi..
Rusak malamku
Yang sudah pekat
Kembalikan bintang malamku
Kembalikah bersatu
|
||||
3. |
September
04:18
|
|||
Titipkan rasa rindu ini
Pada setiap titik hujan yang ada.
Tanpa iba merajam hari
Menerpa duka membawa kenangan.
Hampa pun mencari maknanya
Seperti gemuruh hujan yang ada
Tanpa jeda menghujam bumi
Membuat suara, menghapus sepi.
Waktu merahasiakan banyak hal
Salah satunya kedatanganmu.
Barangkali bahagia itu dirimu
Temani aku september.
Amati setiap musim datang
Sembari menanti datangnya puan.
Tanpa terduga, seketika ada
Membawa basah, hapuskan kemarau.
Waktu merahasiakan banyak hal
Salah satunya kedatanganmu.
Barangkali bahagia itu dirimu
Temani aku september.
Waktu merahasiakan banyak hal
Salah satunya kedatanganmu.
Barangkali bahagia itu dirimu
Temani aku september.
|
||||
4. |
Merona
04:19
|
|||
Wajah surya terpancar pesona
Langit biru senada busana
Sang pemuda menatap curiga
Malu aku lempar tatap manja
Daun-daun jatuh berguguran
Terhempas menghias oh rerumputan
Duduk aku, malu dengan tuan
Bagai dara film 70an
Hampiri aku disini
Ajak ku pergi, ajak ku menari.
Merona..
Indah nirwana
Dunia..
Elok menjelma.
Hampiri aku disini
Ajak ku pergi, ajak ku menari.
Merona..
Indah nirwana
Dunia..
Elok menjelma.
Merona..
Indah nirwana
Dunia..
Elok menjelma.
|
||||
5. |
A.S.A
04:45
|
|||
Sejenak ku tersesat
Dalam rindu ku lantunkan.
Ku tuliskan sajak ini
Dariku yang berlalu begitu saja.
Ku tatap tanpa resah
Dalam genggam ku menjaga
Terlontar kata malam ini
Sudikah kembali kali ini saja?
Habiskan segala kegelisahan
Untuk tetap bersama
Bersanding manis mendengar setiap kata
Rasakan sejuknya malam.
Habiskan segala keraguan
Untuk tetap bersama.
Cerita yang tak terungkapkan oleh kata
Rasakan hentinya waktu.
Akhir dari tutur kata
Semoga berujung selamanya.
Habiskan segala kegelisahan
Untuk tetap bersama
Bersanding manis mendengar setiap kata
Rasakan sejuknya malam.
Habiskan segala keraguan
Untuk tetap bersama.
Cerita yang tak terungkapkan oleh kata
Rasakan hentinya waktu.
|
After September Singkawang, Indonesia
After September are a group of 5 random human being who tries to bring you gloom and joy at the same time. But remember, all
of you have an obligation to be happy.
After September are :
- Anisa - vocals
- Benong - guitar
- Hanan - guitar
- Ade - bass
- Kiki - drums
... more
Streaming and Download help
If you like After September, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp